Sunday 22 July 2018

Pengobatan Sembelit

    Serat: Dapatkan lebih banyak serat atau bulk dalam makanan. Jika ini tidak dapat dilakukan secara memadai dengan perubahan pola makan, pertimbangkan untuk menambahkan suplemen serat ke dalam diet. Ada banyak yang tersedia, termasuk psyllium (Metamucil) dan methylcellulose (Citrucel). Secara umum, suplemen serat ini aman dan efektif jika dikonsumsi bersama dengan air yang cukup. Mereka bukan laksatif dan harus diminum secara teratur (apakah Anda sembelit atau tidak) agar mereka dapat membantu Anda menghindari sembelit di masa depan. Mereka umumnya ditangguhkan dalam segelas air satu hingga tiga kali sehari. Mulailah dengan dosis sekali sehari, dan tingkatkan menjadi dua kali sehari setelah satu minggu, dan kemudian tiga kali sehari setelah satu minggu lagi jika perlu.

    Latihan: Aktivitas fisik secara teratur merupakan komponen penting dalam kesehatan usus. Cobalah latihan harian seperti posisi lutut ke dada. Posisi seperti itu dapat mengaktifkan gerakan usus. Habiskan sekitar 10-15 menit di posisi ini. Tarik nafas masuk dan keluar dalam-dalam.

    Hidrasi: Minum banyak cairan, terutama air dan jus buah. Minum 6 hingga 8 gelas air setiap hari sebagai tambahan minuman dengan makanan.

    Alkohol dan Kafein: Turunkan asupan alkohol dan minuman berkafein, termasuk kopi, teh, atau minuman cola. Secara umum, adalah ide yang baik untuk memiliki segelas air ekstra (di atas dan di atas 6 sampai 8 setiap hari yang disebutkan sebelumnya) untuk setiap cangkir kopi, teh, atau minuman beralkohol.

    Kebersihan usus: Pergilah ke toilet pada waktu yang sama setiap hari, sebaiknya setelah makan, dan berikan waktu yang cukup agar tidak tegang saat buang air besar.

    Laksatif: Hindari menggunakan obat pencahar yang dijual bebas. Cobalah untuk menghindari obat pencahar yang mengandung senna (Senokot) atau buckthorn (Rhamnus purshiana) karena asupan jangka panjang dapat merusak lapisan usus dan melukai ujung saraf di usus besar.

Jus lidah buaya dan aloe lateks telah digunakan sebagai obat pencahar, tetapi tidak boleh bingung dengan gel lidah buaya yang digunakan untuk penyembuhan luka atau sengatan matahari. FDA telah mengindikasikan bahwa lidah buaya tidak aman sebagai pencahar stimulan. Rhubarb atau tonik yang mengandung itu juga tidak terbukti aman sebagai obat pencahar.

CATATAN: Jika Anda memilih untuk menggunakan obat yang melibatkan homeopati, herbal, suplemen diet dan nutrisi, akupresur, aromaterapi, dan metode penyembuhan alternatif atau pelengkap lainnya; tetap beri tahu dokter Anda tentang setiap obat atau bahan yang menyerupai obat yang Anda gunakan dan dapatkan nasihat medis sebelum mengambil obat atau obat apa pun.

No comments:

Post a Comment